Saturday, 6 April 2013

Komuso

A komusō (虚無僧) was a Japanese mendicant monk of the Fuke school of Zen Buddhism, during the Edo period of 1603-1867. Komusō were characterised by the straw basket (a sedge or reed hood named a tengai) they wore on their heads, manifesting the absence of an individual's ego. They are also known for playing solo pieces on the shakuhachi (a type of Japanese bamboo flute). These pieces, called honkyoku ("original pieces") were played during a meditative practice called suizen, for alms, as a method of attaining enlightenment, and as a healing modality.
Indonesian :
Sebuah komuso (虚无 僧) adalah pengemis biksu Jepang dari sekolah Fuke Buddhisme Zen, selama periode Edo dari 1603-1867. Komuso ditandai dengan keranjang jerami (a alang atau buluh hood bernama Tengai) mereka kenakan di atas kepala mereka, mewujudkan adanya ego individu. Mereka juga dikenal untuk memainkan lagu-lagu solo di shakuhachi (sejenis seruling bambu Jepang). Potongan ini, yang disebut honkyoku ("potongan asli"​​) yang dimainkan selama praktek meditasi yang disebut suizen, untuk sedekah, sebagai metode mencapai pencerahan, dan sebagai modalitas penyembuhan.

No comments:

Post a Comment